Ayat hafalan: 1 Kor 9:26-27 "Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah aku memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak."
LATAR BELAKANG
Paulus menulis 1 Korintus diperkirakan tahun 55 AD untuk orang-orang percaya di Korintus. Saat itu dalam jemaat di sana terjadi banyak permasalahan seperti perselisihan, perpecahan, pencabulan dsb. Dalam pasal yang ke 9 ini Paulus memberikan pasal penutup untuk 3 pasal sebelumnya: pasal 6 (Pencabulan), pasal 7 (Perkawinan) dan pasal 8 (Persembahan Berhala) semua ini ada hubungan dengan hawa nafsu atau kedagingan.
Dalam konteks perikop 9:24-27 Paulus menggambarkan kehidupan kekristenan itu seperti pertandingan di gelanggang Olympiade saat itu. Di mana para atletnya harus berlatih luar biasa keras berbulan-bulan sebelumnya, setelah itu pada pertandingan itu mereka mengerahkan semua kemampuan mereka untuk memenangkan mahkota daun zaitun. Tentu saja kemenangan ini harus sesuai peraturan pertandingan. Selain mendapat mahkota tersebut, pemenang juga mendapatkan apresiasi dan menjadi warga kehormatan di kota asalnya.
PA 1 KOR 9:24-27
1. Beberapa situasi di mana kita tidak bisa menguasai diri:
a. Pada saat emosi labil dan ada sesuatu yang penting yang tidak berjalan sesuai rencana.
b. Saat ada orang yang munafik dan memakai ayat-ayat Alkitab untuk mendukung perbuatannya.
c. Saat ego kita diserang atau dipertanyakan.
d. Saat kita sangat menginginkan sesuatu, seperti gadget, atau makanan enak meskipun tidak sehat, dsb.
2. Apabila ingin mengikuti pertandingan semacam Olimpiade itu, maka kita harus:
a. Memenuhi persyaratan untuk masuk sebagai atlet.
b. Melatih fisik kita jauh hari sebelumnya supaya kita dalam keadaan super prima saat bertanding.
c. Bertanding sesuai peraturan pertandingan dan mengerahkan semuanya untuk menang.
Kita akan menang saat kita mempersiapkan dengan baik supaya kondisi tubuh dan jiwa kita benar-benar prima. Selain itu kita harus mengikuti peraturan yang ada, sehingga kemenangan kita benar dan bersih. Saat kita menang kita akan memperoleh mahkota daun zaitun, mahkota ini tidak bisa bertahan lama, hanya sebentar akan rusak. Hanya sekedar simbol kemenangan saja. Tetapi kita mendapatkan sesuatu yang lebih, yaitu kehormatan dan kemuliaan saat kembali ke kota asal kita.
Paulus ingin mengatakan: "Untuk mendapatkan mahkota yang akan rusak saja seorang atlet berlatih dan bertanding mati-matian, bukankah seharusnya kita yang sudah percaya berusaha mati-matian untuk memperoleh mahkota yang kekal." Karena Paulus melihat masalah-masalah yang ada di Korintus tidak seharusnya terjadi apabila mereka sungguh-sunggguh mengerjakan keselamatan mereka dan menjaga kekudusan supaya berkenan kepada Tuhan dalam seluruh hidupnya (Roma 12:1).
3. Tekad Paulus adalah untuk berupaya sekeras mungkin dan memenangkan pertandingan, jadi dia tidak sembarangan tanpa tujuan (26). Paulus melatih tubuhnya dan menguasainya seluruhnya supaya Allah sendiri berkenan dan memberinya mahkota yang kekal itu (ay 27).
Aspek kerelaan untuk melakukan segala upaya supaya hidup kita kudus dan berkenan di hadapan Allah. Setelah menerima keselamatan bukan berarti kita hidup santai, tetapi kita harus berupaya keras mengerjakan ("workout") keselamatan kita (Fil 2:12). Hal ini bukan berarti kita harus berbuat sesuatu untuk selamat, kita selamat karena iman. Tetapi seperti atlet yang melatih ("workout") tubuhnya demikian juga kita melatih diri kita supaya kudus dan berkenan kepada Tuhan. Hal ini tidak bisa kita lakukan sendiri tapi dengan kekuatan yang kita dapat dari kasih karunia Kristus (2 Tim 2:1).
Kata menguasai ("YUN: egkrateuomai") bukan berarti hanya menghindari dosa, tetapi juga kerelaan untuk mengekang diri dari segala sesuatu yang boleh kita lakukan. Paulus memberi teladan ini di ay 1-23, di mana dia sebenarnya boleh mendapatkan hak-haknya dan bebas melakukan hal-hal untuk dirinya sendiri, tetapi dia membatasi semua itu demi Injil. Ini luar biasa! Berapa dari kita yang mau melakukan hal ini? Bukankah begitu gampang untuk menuntut hak-hak kita? Bukankah kita bisa melakukan semua hal dengan segala yang kita miliki dengan sah? Tidak begitu untuk Paulus. Apabila hal itu menghambat Injil, maka dia tidak akan melakukannya.
Di 2 Tim 2:4-6 hal ini dipertajam bahwa fokus kita adalah bagaimana segala sesuatu yang kita lakukan ini berkenan kepada Allah kita. Kita tidak boleh terganggu atau terhambat oleh hal-hal lain yang tidak penting. Apabila itu tidak penting untuk Tuhan, itu tidak penting untuk kita. Apabila itu tidak berkenan pada Tuhan, itu tidak berkenan bagi kita juga.
4. Ayat 27b:" Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya
sesudah aku memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri
ditolak." Di sini kata ditolak berasal dari kata Yunani "adokimos" yang berarti "tidak layak/disqualified". Dalam konteks ini Paulus bukan berarti kalau tidak menang maka dia tidak akan selamat, tetapi maksudnya jangan sampai Allah tidak berkenan padanya karena merasa Paulus tidak layak untuk mendapatkan mahkota yang kekal itu. Tentu saja ini merupakan tujuan yang utama dalam kehidupan Paulus, karena dia sudah mati-matian menyerahkan hidupnya untuk memberitakan Injil sampai mati dipenggal.
5. Hambatan-hambatan yang membuat kita tidak bisa menguasai diri adalah:
a. Hawa nafsu
b. Ego
c. Kemalasan
Semua ini adalah akibat dosa dan dosa ini sumbernya dari keinginan hati yang mencobai kita sendiri (Yak 1:14). Kita perlu bersandar pada Tuhan untuk menghadapi hambatan-hambatan ini dan supaya kita bisa berbuah (Yoh 15:5).
6. Kita perlu mendekatkan diri dan mempunyai hubungan yang benar dengan Tuhan melalui:
a. Mengenal dan memahami Tuhan dan perintah-perintahNya.
b. Bersyukur dan memuji kebesaran Tuhan.
c. Melakukan perintah-perintahNya.
*Aplikasi penguasaan diri dalam hidup kita bisa dari berbagai aspek. Yang paling jelas adalah menghindari dosa. Tetapi yang lebih sulit adalah menahan/mengekang diri, dalam hal:
a. Uang. Mungkin kita merasa boleh berbuat seenaknya dengan uang hasil kerja keras kita. Kita mau berlibur sesering mungkin, beli mobil/barang mewah, hidup pesta pora, dsb.
b. Waktu. Mungkin kita mempunyai banyak waktu untuk menikmati segala hal yang ada di dunia ini dari TV, hiburan, games, dsb untuk diri kita sendiri atau dengan orang-orang terdekat kita.
Dan banyak hal yang lain lagi, pertanyaannya:"Apakah ini kita lakukan demi Injil? apakah ini berkenan kepada Tuhan?". Apabila jawabannya "tidak", kekang/tahan diri anda demi Injil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar