Jumat, 29 April 2016

Bab 4 - Kesetiaan

OBSERVE
BACA PERIKOP RUT 1:1-22
AYAT2 PENDUKUNG:
Kel 3:8, Ul 11:16-17, Kej 41:52,Hak 21:25, Hak 6,Kel 22:22-23, Ul 10:18, Hak 2:10-23

Ayat hafalan Maz 89:2 - "Sebab kasih setiamu dibagun untuk selama-lamanya, kesetiaanMu tegak seperti langit."

INTERPRET
LATAR BELAKANG:
(Lihat peta PL)
1. Di jaman hakim2, bangsa Israel berbuat apa saja yang benar menurut pandangan mereka, keadaan kacau dan ada krisis spiritualitas. Seorang dari Betlehem Yehuda bernama Elimelek (artinya: Allahku Rajaku) bersama istrinya Naomi (artinya: kesukaanku) dan dua anaknya yaitu Malhon dan Kilyon, meninggalkan tempat yang dijanjikan Allah ke daerah Moab dan menetap di sana sebagai orang asing. Hal ini disebabkan karena ada kelaparan di tanah Israel (1:1).

2. Yang menarik di Kel 3:8 Allah menjanjikan suatu negeri yang berlimpah susu dan madu. Akan tetapi yang dialami bangsa Israel di perikop ini malah sebaliknya. Hal ini terjadi karena bangsa Israel tidak taat pada Tuhan, sehingga Tuhan tidak menghalau bangsa2 di tanah itu, malah menjadi musuh Israel. Selain itu yang lebih parah bangsa Israel terjerat oleh allah2 bangsa lain itu (Hak 2:1-3). Allah adil dalam hal ini, sebelum Dia menghukum Dia sudah memperingati bangsa Israel (Ul 11:16-17).

3. Bangsa Moab sendiri tidak asing bagi bangsa Israel. Moab adalah anak Lot, keponakan Abraham, sehingga dari sejarahnya masih ada hubungan saudara. Selain itu bahasanya sangat mirip dengan bahasa Ibrani, cuma beda dialek. Sehingga tentu saja sangat mudah untuk Elimelek sekeluarga beradaptasi di sana.

JAWABAN UNTUK PERTANYAAN2
1. Hal utama yang menyebabkan perpindahan mereka adalah karena adanya kelaparan di tanah Israel. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya hal2 lain yang menjadi alasan. Saat itu bangsa Israel dalam krisis spiritualitas, mereka melakukan apa saja yang benar menurut pandangan mereka sendiri (Hak 21:25), padahal Tuhan dengan spesifik memperingati supaya mereka tidak seperti itu (Ul 12:8). Selain itu kalau kita baca kisa Gideon di Hak 6, keadaan di tanah Israel juga kacau, ditindas oleh bangsa2 lain seperti Midian dan Amalek, mereka tidak bisa menuai hasil tanah yang mereka tabur dengan kerja keras.
Indonesia juga mengalami krisis yang mirip seperti ini, di mana banyak orang meninggalkan Indonesia pindah ke negara lain. Apabila Tuhan memang memanggil kita untuk melayani bangsa ini, kita harus tetap setia pada panggilan itu. Ditulis bahwa Elimelek menetap di tanah Moab "sebagai orang asing", ini berarti dia merencanakan kembali ke tanah yang dijanjikan Tuhan. Jadi kalau karena ada situasi yang membuat kita pergi dari tanah yang dijanjikan Tuhan, bila Tuhan mengijinkan kita tetap harus mengikuti panggilan Tuhan supaya kita kembali melayani di sana.

2. Setelah kematian suami dan kedua anaknya, Naomi mendengar bahwa Tuhan memperhatikan dan memberi makan bangsa Israel. Sehingga dia berkemas bersama kedua menantunya, Orpa dan Rut, kembali menuju ke Israel. Di tengah perjalanan, Naomi:
- Menyuruh mereka pulang ke rumah ibu masing2
-Memberkati mereka dengan nama Tuhan
- Mencium mereka

3. Naomi merasa:
- Tidak bisa memberikan apa2 lagi kepada Orpa dan Rut.
- Sudah terlalu tua untuk bersuami, sebagai seorang janda tidak ada harapan untuk mendapat pendapatan tetap atau suami (karena umurnya sudah cukup tua).
- mengalami kepahitan yang lebih daripada menantu2nya.
Hidup seorang janda pada saat itu sangat susah, meskipun mereka diperbolehkan menikah lagi, tapi apabila sudah terlalu tua maka hidupnya tergantung belas kasihan orang lain. Karena itu Tuhan sangat memperhatikan janda2 (Kel22:22-23, Ul 10:18).

Naomi masih berharap kepada Tuhan, karena:
a. Dia memberkati Orpa dan Rut dalam nama Tuhan.
b. Dia kembali ke tanah Yehuda karena Allah memperhatikan bangsa Israel.
Tindakan Naomi menyuruh menantunya pulang ke ibu masing2 merupakan tindakan logis, bayangkan 3 orang janda, 1 orang Israel yang sudah lama tdk pulang dan 2 janda orang asing, apa harapan mereka di tanah Yehuda? Tapi bisa juga karena Naomi tidak mau mereka menjadi bebannya.

4. Meskipun awalnya Orpa tidak mau pergi dan menangis, tetapi akhirnya dia pergi juga.Sebagai janda orang Moab yang masih cukup muda, dia masih bisa menikah lagi dan mempunyai hidup yang lumayan. Dari perikop ini, penulis ingin mengkontraskan tindakan Orpa dan Rut, meskipun secara logis Orpa tidak salah, tetapi Rut menunjukkan kesetiaan yang luar biasa di luar nalar.

Kalau kita selidiki lagi, sebagai seorang Efrata, Elimelek dan Naomi, adalah keturunan orang yang berada dan terpandang (keturunan Yusuf Kej 41:52), selain itu mereka juga sama2 pernah mendengar hukum Taurat yang diberikan Musa kepada bangsa Israel. Kemungkinan besar Orpa dan Rut pernah mendengar Naomi mengajarkan tentang Tuhan kepada kedua anaknya. Selain itu kejadian Allah membawa keluar bangsa Israel dari Mesir merupakan kejadian yang menghebohkan pada jaman itu sampai membuat bangsa2 takut kepada bangsa Israel, Orpa dan Rut pasti pernah mendengar cerita yang luar biasa itu. Dengan demikian tindakan Naomi merupakan langkah iman. Secara logika tidak logis, tetapi iman itu membuahkan kesetiaan, sehingga dia berkata kepada Naomi: Allahmulah Allahku (1:16-18, 2:11).

APPLY
5. Kita harus mencontoh langkah iman yang dilakukan oleh Rut, dia beriman dan patuh kepada panggilannya. Akhirnya dia menikah dengan Boas dan melahirkan Obed yang merupakan kakek raja Daud yang dari keturunannya melahirkan Yesus Kristus.
Alah selalu setia pada umatNya, meskipun bangsa Israel bebal dan seringkali mengecewakan Allah. Tuhan tetap setia pada janjiNya (Hak 2:10-23). Allah juga adil, setelah memberi perintah, Dia memperingati, kalau masih bebal, Dia akan menghukum. Tetapi Allah akan tetap setia memenuhi janjiNya.

6. Hal2 yang membuat kesetiaan kita goyah:
a. Kesengsaraan/penderitaan.
b. Hidup dalam kekurangan.
c. Pencobaan yang besar.
d. Terbelenggu dosa.
e. Kenyamanan hidup.
f. Konflik dengan orang2 di sekeliling kita.
g. Salah mengerti janji Tuhan sehingga memaksa Tuhan untuk memberikan (eg. minta berkat materi untuk diri sendiri).

7. Kita bisa tetap menjaga iman dan kesetiaan kita dengan mempunyai hubungan yang benar dengan Tuhan, mengenal Tuhan kita dengan lebih baik lagi. Sebenarnya upah kita sebagai orang percaya selain hidup yang kekal, ada yang bisa kita rasakan saat ini (Mark 10:28-31). Tuhan Allah akan memelihara kita sehingga kita tidak pernah kekurangan, kita bisa hidup mencukupkan diri kita. Selebihnya kita gunakan untuk membantu orang2 yang kekurangan. Apabila Tuhan memberikan berkat baik dalam bentuk kepintaran atau kekayaan, pasti Tuhan punya rencana supaya kita menggunakan berkat itu untuk menjadi berkat bagi pekerjaan Tuhan. Karena kita adalah garam dan terang dunia.

Bab 3 - Kekudusan

Ayat hafalan 1 Pet 1:15-16

A. LATAR BELAKANG
1. Kitab ini ditulis oleh Rasul Petrus dengan bantuan Silas (Yun: Silwanus) untuk orang2 percaya yang tersebar di sekitar Asia Kecil.
2. Kemungkinan orang2 percaya ini adalah orang2 yg datang ke Yerusalem saat Pentakosta.
3. Kata "pendatang" (Yun: "parepidemos") selain berarti orang2 dalam perantauan juga bisa berarti "penduduk sementara" seperti di ayat 7. Bagi orang2 percaya dunia adalah tempat sementara, Rasul Yohanes menulis di Wahyu 21 bahwa akan ada Langit dan Bumi baru bahkan Yerusalem baru.
4. Kondisi orang2 percaya saat itu sedang berdukacita menghadapi pencobaan, tetapi Rasul Petrus mengingatkan kembali akan pengharapan, iman dan keselamatan yang telah mereka terima dari Kristus.

B. KEKUDUSAN 1 PET 1:13-25
1. Kaitan antara perikop ayat 3-12 yang memberitakan sukacita Injil dalam penderitaan orang2 percaya dengan ayat 13-14 adalah suatu ajakan untuk bersiap sedia (Yun: "anazonnumi"="mengikat pinggang spy bs bergegas") dan waspada (Yun: "nepho"="sadar/tidak mabuk"). Yang harus disiapkan adalah akal budi (Yun:"dianoia"="hati dan pikiran"). Jadi maksudnya, meskipun kita sudah menerima keselamatan, kita harus terus siap sedia berjaga2 untuk terus mengejar kekudusan dalam hidup kita. Caranya hanya dengan bersandar pada kasih karunia Tuhan. Kekudusan adalah suatu proses jangka panjang yang harus dilalui oleh orang2 percaya.
* Penderitaan dan kesulitan yang mendera orang2 percaya bisa melemahkan sementara saja. Ini bisa membuat hidup kita berantakan dan kacau. Tetapi firman Tuhan di 1 Kor 10:13 menjanjikan jalan keluar bagi kita yang sedang dalam pencobaan. Jadi kita harus terus berdoa untuk meminta kekuatan dari Tuhan dan hidup dalam komunitas yang membangun kita secara rohani.
* Pengharapan dalam Kristus tetap membuat kita mampu hidup kudus dengan menyadari bahwa:
a. Semua penderitaan ini adalah sementara, kita mempunyai pengharapan yang kekal untuk menerima keselamatan (ay 3-5).
b. Tuhan akan memelihara dan menguatkan kita (ay 5).
c. Penderitaan ini adalah ujian bagi iman kita (ay 7).
d. Kita memperoleh pahala kekal: puji2an, kemuliaan dan kehormatan (ay 7).
e. Penderitaan ini merupakan karunia (2:19-21) teladan dari Kristus.

2. Konsep hidup kudus berkaitan dengan Paskah pertama di Kel 12:11 di mana bangsa Israel harus menyembelih anak domba jantan tidak bercela, mengusapkan darahnya pada kedua tiang dan ambang atas. Setelah itu dagingnya harus dipanggang dan dimakan dengan roti tidak beragi dan sayur pahit, dengan mengikat pinggang (bergegas). Karena malam itu Tuhan akan menulahi seluruh Mesir sehingga semua anak sulung manusia dan hewan mati. Hanya bangsa Israel yang selamat karena darah anak domba itu. Kita orang percaya harus senantiasa siap dan waspada menjaga kekudusan karena hari penghakiman yang datang dengan tidak terduga.
Setelah itu Allah memberi perintah untuk bangsa Israel sebagai bangsa yang sudah dikhususkan bagi Allah, kudus (Ibr:"Qodesh"=keterpisahan). Salah satunya dengan memberitahukan binatang yang haram dan tidak haram (Im 11:44-45). Sehingga arti kudus adalah dikhususkan untuk Tuhan dan melakukan segal sesuatu yang diperintahkanNya.

* Di Kel 24:3-8 Musa mempersembahkan korban bakaran dan keselamatan untuk bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah. Hal ini digenapi dala kematian Kristus di kayu salib, dimana kita ditebus dengan darah yang mahal, darah Anak Domba yang sempurna (ay 19). Sehingga kita tidak lagi perlu melakukan ritual persembahan korban seperti di PL. Pengorbanan Yesus memberikan pendamaian antara Allah dan manusia (tirai Bait Suci terbelah menjadi dua) tidak ada lagi pembatas antara ruang kudus dan ruang maha kudus. Kita bisa datang kepada Allah dan memanggil Bapa (ay 17). Dengan demikian kita adalah anak2Nya, dengan demikian kita harus hidup kudus seperti Bapa kita kudus. Karena tidak mungkin yang kudus bercampur dengan yang tidak kudus. Kita menjadi anak2 Allah bukan karena perbuatan kita atau siapa kita tetapi karena Kristus yang telah mengorbankan diriNya untuk kita.

3. Ay 22-23 menunjukkan bahwa kekudusan itu bersifat relasional. Dengan hidup kudus kita mengasihi sesama kita dengan sungguh2 dan tulus ikhlas, bukan karena ritual atau tradisi atau kemunafikan atau supaya dipuji orang.
Orang2 Farisi adalah orang2 yang berusaha mentaati hukum Taurat (ada total 613 hukum dan peraturan yang tertulis, belum yang lisan). Akan tetapi mereka munafik, karena dari luar mereka terlihat patuh padahal sesungguhnya mereka ingin dipuji (Mat 6:1-18), mengambil untung untuk diri sendiri (Mat 15:4-6) dan bebal (Mat 16:1-4).

Apa yang diajarkan Rasul Petrus adalah kekudusan yang relasional, kasih kepada sesama seperti kepada diri sendiri (Mat 22:39).

* Dengan demikian seharusnya kekudusan orang Kristen bisa berdampak kepada orang2 di sekitarnya. Karena seperti terang dalam kegelapan, pasti sangat kontras. Kita adalah garam dan terang:
a. Berbeda dalam arti positif dari orang2 dunia.
b. Mengawetkan yang baik supaya tidak busuk.
c. Tidak kompromi dengan kebejatan dunia.
d. Mengubah menjadi lebih baik.
Eg. Ahok.

4. Sebagai orang yang seharusnya menerima hukuman mati kekal dan bobrok saya sangat bersyukur untuk pengorbanan Kristus di kayu salib. Sehingga hidup yang saya jalani bukan lagi sebagai manusia yg lama, tetapi sbg manusia baru. Di mana hidup adalah Kristus. Saya mau memakai semua yang saya punya tenaga, pikiran, hati, dana, aset untuk kepentingan pelayanan bagi Tuhan.

Kerinduan untuk hidup kudus memerlukan kepekaan kepada pimpinan Roh Kudus. Karena kecenderungan hati manusia adalah jahat, lebih rindu untuk hidup enak dan mencintai dunia. Karena itu kita perlu mempunyai hubungan yang benar dengan Tuhan, supaya hari demi hari kita dimurnikan dan menjadi kudus.

Bab 2 - Kerendahan Hati

PA Filipi 2:2-11

Latar Belakang:
Kitab Filipi dikenal sebagai kitab sukacita (4:4), hal ini menarik sekali karena saat menulis kitab ini Paulus sedang di penjara, tetapi Paulus masih meminta supaya jemaat Filipi bersukacita. Hubungan Paulus sangat dekat dengan jemaat ini sampai merindukan mereka (1:1,8). Paulus merasa perlu menceritakan keadaannya di penjara, bahwa meskipun di penjara dia tetap bisa memberitakan Injil (1:12). Paulus juga akan mengutus Timotius untuk memberitahu tentang perkaranya kepada jemaat Filipi (2:23). Paulus juga memberikan beberapa nasehat yaitu supaya mereka tetap melayani dengan sungguh2 (bahkan dalam penderitaan), supaya bersatu hati, merendahkan hati dan berhati2 supaya jangan terseret ke keduniawian. Paulus meminta mereka mengikuti teladannya. Jemaat Filipi sendiri telah membantu Paulus beberapa kali (4:16), ini menunjukkan betapa mereka peduli kepada Paulus dan pelayannya. Terakhir mereka mengirim Epafroditus untuk membawa bantuan untuk Paulus yang di penjara. Paulus juga akan mengirim Epafroditus kembali ke Filipi supaya mereka bisa bersukacita. Walaupun jemaat Filipi terkesan cukup baik, tetapi diantara rekan2 sepelayanan juga ada perselisihan, antara Euodia dan Sintikhe (4:2-3) di mana Paulus meminta bantua Sunsugos untuk mendamaikan.

Observasi dan Interpretation:
1. Paulus menasehati jemaat Filipi untuk:
a. Sehati sepikir dalam 1 kasih, 1 jiwa dan 1 tujuan.
b. Tidak mencari kepentingan sendiri dan puji2an yang sia2 (kenodoxia=kesombongan)
c. rendah hati (tapeinophrosune=rendah hati/sederhana), menganggap orang lain lebih utama.
Supaya sukacita Paulus menjadi lengkap.

Yang membuat konflik dan perselisihan di gereja banyak disebabkan oleh:
i. Mencari kepentingan sendiri.
ii. Kesombongan.

 2. Dasar nasehat Paulus adalah karena jemaat yang ada dalam Kristus bisa memperoleh nasihat, penghiburan kasih, persekutuan Roh, kasih mesra dan belas kasihan.

Bagaimana caranya:
a. Pimpinan Roh Kudus (Yoh 16;8,13)
b. Pembinaan melalui pemuridan seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, Paulus, Petrus, dsb.
c. Persekutuan orang percaya (Ibr 10:25, 1 Kor 12:1-31).

3. Paulus memberikanan teladan Kristus untuk Jemaat Filipi merendahkan hati karena Paulus ingin fokuskan jemaat tersebut kepada Kristus. Selain itu Paulus tidak merasa layak sebagai manusia yang berdosa. Sehingga dalam KTB, kotbah ibadah harus berpusat pada Kristus.

4. Kerendahan hati Kristus (tapeinoo=rendah hati/dipermalukan):
a. Tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang perlu dipertahankan (2:6).
b. Mengosongkan diri dan mengambil rupa sebagai hamba (2:7 - Kenosis). 
c. Merendahkan diri dan taat sampai mati di kayu salib yang hina (2:8).

Dengan demikian Paulus menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Dan karena kitab ini ditulis tahun 60an, makan tuduhan orang2 yang tidak percaya bahwa Yesus dijadikan Tuhan di Konsili Nicea di tahun 325M merupakan kesalahan besar.

Karena itu Allah Bapa:
a. Meninggikan Kristus (2:9)
b. Mengaruniakan nama di atas segala nama, spy:
    i. Segala yang ada di langit, di atas/bawah bumi semua bertekuk lutut (2:10) ini merupakan nubuatan dari Yes 45:23.
c. Mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.

Bandingkan dengan pertengkaran murid2 Tuhan Yesus saat perjamuan terakhir di Lukas 22:24-27. Betapa Kristus memberikan teladan kerendahan hati yang luar biasa.
Kita dipanggil untuk menjadi pemimpin yang melayani.

APLIKASI
5. Hal2 yang menghalangi kita untuk rendah hati:
a. Kesombongan.
b. Merasa paling tahu.
c. Merasa paling benar
d. Terlalu yakin diri.

Yang bisa kita lakukan:
a. Memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan melalui doa, sate dan persekutuan.

b. Memperbaiki hubungan dengan sesama kita, contoh: berusaha kenal nama SATPAM atau pembantu gereja sehingga mereka merasa dihargai.

Bab 1 - Kasih

Perikop: 1 Yoh 4:7-21

OBSERVASI

Konteks
Surat rasul Yohanes di 1 Yoh ditujukan kepada saudara-saudara seiman (dalam bahasa Yunani: Adelphos). Kata kasih yang dipakai adalah Agape yang merupakan jenis kasih tertinggi di mana merupakan kasih tanpa syarat. Surat ini dimulai dengan pernyataan rasul Yohanes sebagai saksi hidup akan Kristus, dia menggunakan kata: dengar, lihat, raba. Tujuan kesaksiannya supaya saudara2 seiman yang percaya kepada Kristus tahu bahwa mereka telah memiliki hidup yang kekal (5:13). Hal ini bersama dengan beberapa doktrin lain begitu penting untuk ditekankan lagi, karena pada saat itu banyak nabi2 palsu yang bermunculan (4:1). Disebut juga Anti-Kristus yang ada di antara mereka sendiri (2:19) menyebabkan kebingungan. Rasul Yohanes menunjukkan otoritasnya dalam penulisan kitab ini (4:6), hal ini juga menunjukkan dia sangat mengenal jemaat mula2 itu.
Beberapa ayat yang paralel adalah: Yoh 15 (persekutuan dengan Tuhan) dan Yoh 13:34-35 (perintah kasih).

Beberapa alasan orang2 mengasihi:
1. Supaya dapat balasan.
2. Supaya masuk surga (Islam)
3. Supaya bisa reinkarnasi menjadi manusia atau tuhan (Budha)
4. Supaya terlihat baik (farisi/ahli taurat)
5. Ikut ajaran agama (Gafatar, Mormon, dsb)
6. Karena iman di dalam Kristus (Orang Kristen)

Allah & kasih:
1. Kasih berasal dari Allah (7).
2. Allah adalah kasih (8).
3. Kasih Allah nyata (Yun: phaneros=diwahyukan) dalam Kristus (9)
4. Allah yang mengasihi kita dahulu (10).
5. KasihNya sempurna (teleioo=digenapi) dalam kita, apabila kita saling mengasihi.

Tujuan: untuk menebus dosa2 kita melalui Kristus sehingga kasihNya nyata dalam kita.

Cara Allah mengasihi:
1. Mengutus AnakNya yang tunggal untuk mati bagi manusia berdosa.
2. Melalui kita semua (12)

Dasar perintah saling mengasihi:
1. Setiap orang yang lahir baru dan mengenal Allah pasti mengasihi saudara2nya (7).
2. Allah sudang mengasihi kita terlebih dahulu supaya kita bisa mengasihi saudara2 kita (10)

Hubungan antara perintah saling mengasihi dan persekutuan dengan Allah:
1. Persekutuan dengan Allah menghasilkan kasihNya yang sempurna dalam kita.
2. Kita mendapat bagian dair RohNya (Yun: Pneuma=Roh Kudus).
3. Mempunyai iman di dalam Kristus yang memampukan kita mengaku bahwa Yesus Anak Allah (15)

Bukti kasih kepada Allah:
1. Kita mempunyai keberanian pada hari penghakiman (Yun: krisis) (17).
2. Tidak ada ketakutan (Yun: phobos=ngeri) terhadap hukuman (Yun: kelosis=tempat siksaan) (18).
3. Mengasihi saudara kita. (Kalau ditarik ke kotbah Tuhan Yesus di Mat 5:43-44 kita bahkan harus mengasihi musuh kita).

INTERPRET
Yang membedakan kasih dari orang Kristen dan orang dunia:
1. Kasih orang Kristen merupakan perwujudan dari iman kepada Kristus.
2. Tidak terbatas pada orang yang baik sama kita, bahkan kasih itu juga kepada musuh kita seperti yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus.
3. Orang Kristen bisa mengasihi karena Allah yang mengasihi terlebih dahulu.
Sangat mudah bagi kita untuk bilang kita mengasihi Allah, tetapi dalam kesharian kita tidak ada perbuatan kasih kepada orang2 di sekitar kita. Seharusnya apabila memang kita mengasihi Allah maka kasih itu seharusnya nyata dalam kasih kita kepada orang lain. Kasih ini bukan hanya dalam perkataan saja tetapi dengan perbuatan dan bukan karena munafik tetapi dengan sungguh2 dari hati.

APLIKASI
Beberapa hal yang menghalangi kita mengasihi:
1. Kesibukan.
2. Iri hati.
3. Benci.
4. Merendahkan.
5. Sakit hati.
6. Diskriminasi dan rasisme

Sikap kita seharusnya minta pengampunan dari Tuhan atas kesalahan kita, kita seharusnya juga mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Ini tidak mudah, tapi kita perlu:
1. Mempunyai relasi yang benar dengan Tuhan melalui saat teduh, baca Alkitab, persekutuan, dsb.
2. Taat pada perintahNya (Yoh 14:15) - bukti bahwa kita mengasihi Dia.

Tindakan nyata:
1. Mengampuni orang yang bersalah pada kita.
2. Menolong orang yg memerlukan bantuan.
3. Melayani orang lain.
4. Memperkenalkan non-believer kepada Injil.
5. Menegur saudara2 seiman yang tidak taat pada perintah Tuhan (Mat 18:15-18, 1 Tim 5:1-2, Gal 6:1) -

Membiarkan saudara kita dalam kesalahan sama seperti menjerumuskan mereka. Tetapi kita harus menegur dengan sikap hormat dan rendah hati.
Ayat hafalan 1 Yoh 3:18:

"Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan kebenaran (yun: aletheia=jujur)."