Jumat, 29 April 2016

Bab 3 - Kekudusan

Ayat hafalan 1 Pet 1:15-16

A. LATAR BELAKANG
1. Kitab ini ditulis oleh Rasul Petrus dengan bantuan Silas (Yun: Silwanus) untuk orang2 percaya yang tersebar di sekitar Asia Kecil.
2. Kemungkinan orang2 percaya ini adalah orang2 yg datang ke Yerusalem saat Pentakosta.
3. Kata "pendatang" (Yun: "parepidemos") selain berarti orang2 dalam perantauan juga bisa berarti "penduduk sementara" seperti di ayat 7. Bagi orang2 percaya dunia adalah tempat sementara, Rasul Yohanes menulis di Wahyu 21 bahwa akan ada Langit dan Bumi baru bahkan Yerusalem baru.
4. Kondisi orang2 percaya saat itu sedang berdukacita menghadapi pencobaan, tetapi Rasul Petrus mengingatkan kembali akan pengharapan, iman dan keselamatan yang telah mereka terima dari Kristus.

B. KEKUDUSAN 1 PET 1:13-25
1. Kaitan antara perikop ayat 3-12 yang memberitakan sukacita Injil dalam penderitaan orang2 percaya dengan ayat 13-14 adalah suatu ajakan untuk bersiap sedia (Yun: "anazonnumi"="mengikat pinggang spy bs bergegas") dan waspada (Yun: "nepho"="sadar/tidak mabuk"). Yang harus disiapkan adalah akal budi (Yun:"dianoia"="hati dan pikiran"). Jadi maksudnya, meskipun kita sudah menerima keselamatan, kita harus terus siap sedia berjaga2 untuk terus mengejar kekudusan dalam hidup kita. Caranya hanya dengan bersandar pada kasih karunia Tuhan. Kekudusan adalah suatu proses jangka panjang yang harus dilalui oleh orang2 percaya.
* Penderitaan dan kesulitan yang mendera orang2 percaya bisa melemahkan sementara saja. Ini bisa membuat hidup kita berantakan dan kacau. Tetapi firman Tuhan di 1 Kor 10:13 menjanjikan jalan keluar bagi kita yang sedang dalam pencobaan. Jadi kita harus terus berdoa untuk meminta kekuatan dari Tuhan dan hidup dalam komunitas yang membangun kita secara rohani.
* Pengharapan dalam Kristus tetap membuat kita mampu hidup kudus dengan menyadari bahwa:
a. Semua penderitaan ini adalah sementara, kita mempunyai pengharapan yang kekal untuk menerima keselamatan (ay 3-5).
b. Tuhan akan memelihara dan menguatkan kita (ay 5).
c. Penderitaan ini adalah ujian bagi iman kita (ay 7).
d. Kita memperoleh pahala kekal: puji2an, kemuliaan dan kehormatan (ay 7).
e. Penderitaan ini merupakan karunia (2:19-21) teladan dari Kristus.

2. Konsep hidup kudus berkaitan dengan Paskah pertama di Kel 12:11 di mana bangsa Israel harus menyembelih anak domba jantan tidak bercela, mengusapkan darahnya pada kedua tiang dan ambang atas. Setelah itu dagingnya harus dipanggang dan dimakan dengan roti tidak beragi dan sayur pahit, dengan mengikat pinggang (bergegas). Karena malam itu Tuhan akan menulahi seluruh Mesir sehingga semua anak sulung manusia dan hewan mati. Hanya bangsa Israel yang selamat karena darah anak domba itu. Kita orang percaya harus senantiasa siap dan waspada menjaga kekudusan karena hari penghakiman yang datang dengan tidak terduga.
Setelah itu Allah memberi perintah untuk bangsa Israel sebagai bangsa yang sudah dikhususkan bagi Allah, kudus (Ibr:"Qodesh"=keterpisahan). Salah satunya dengan memberitahukan binatang yang haram dan tidak haram (Im 11:44-45). Sehingga arti kudus adalah dikhususkan untuk Tuhan dan melakukan segal sesuatu yang diperintahkanNya.

* Di Kel 24:3-8 Musa mempersembahkan korban bakaran dan keselamatan untuk bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah. Hal ini digenapi dala kematian Kristus di kayu salib, dimana kita ditebus dengan darah yang mahal, darah Anak Domba yang sempurna (ay 19). Sehingga kita tidak lagi perlu melakukan ritual persembahan korban seperti di PL. Pengorbanan Yesus memberikan pendamaian antara Allah dan manusia (tirai Bait Suci terbelah menjadi dua) tidak ada lagi pembatas antara ruang kudus dan ruang maha kudus. Kita bisa datang kepada Allah dan memanggil Bapa (ay 17). Dengan demikian kita adalah anak2Nya, dengan demikian kita harus hidup kudus seperti Bapa kita kudus. Karena tidak mungkin yang kudus bercampur dengan yang tidak kudus. Kita menjadi anak2 Allah bukan karena perbuatan kita atau siapa kita tetapi karena Kristus yang telah mengorbankan diriNya untuk kita.

3. Ay 22-23 menunjukkan bahwa kekudusan itu bersifat relasional. Dengan hidup kudus kita mengasihi sesama kita dengan sungguh2 dan tulus ikhlas, bukan karena ritual atau tradisi atau kemunafikan atau supaya dipuji orang.
Orang2 Farisi adalah orang2 yang berusaha mentaati hukum Taurat (ada total 613 hukum dan peraturan yang tertulis, belum yang lisan). Akan tetapi mereka munafik, karena dari luar mereka terlihat patuh padahal sesungguhnya mereka ingin dipuji (Mat 6:1-18), mengambil untung untuk diri sendiri (Mat 15:4-6) dan bebal (Mat 16:1-4).

Apa yang diajarkan Rasul Petrus adalah kekudusan yang relasional, kasih kepada sesama seperti kepada diri sendiri (Mat 22:39).

* Dengan demikian seharusnya kekudusan orang Kristen bisa berdampak kepada orang2 di sekitarnya. Karena seperti terang dalam kegelapan, pasti sangat kontras. Kita adalah garam dan terang:
a. Berbeda dalam arti positif dari orang2 dunia.
b. Mengawetkan yang baik supaya tidak busuk.
c. Tidak kompromi dengan kebejatan dunia.
d. Mengubah menjadi lebih baik.
Eg. Ahok.

4. Sebagai orang yang seharusnya menerima hukuman mati kekal dan bobrok saya sangat bersyukur untuk pengorbanan Kristus di kayu salib. Sehingga hidup yang saya jalani bukan lagi sebagai manusia yg lama, tetapi sbg manusia baru. Di mana hidup adalah Kristus. Saya mau memakai semua yang saya punya tenaga, pikiran, hati, dana, aset untuk kepentingan pelayanan bagi Tuhan.

Kerinduan untuk hidup kudus memerlukan kepekaan kepada pimpinan Roh Kudus. Karena kecenderungan hati manusia adalah jahat, lebih rindu untuk hidup enak dan mencintai dunia. Karena itu kita perlu mempunyai hubungan yang benar dengan Tuhan, supaya hari demi hari kita dimurnikan dan menjadi kudus.

1 komentar:

  1. Merkur 37C Safety Razor Review – Merkur 37C
    The casino-roll.com Merkur 37c is https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ an excellent short handled DE safety razor. It is jancasino.com more suitable for both heavy and non-slip hands and is https://deccasino.com/review/merit-casino/ therefore a great option 도레미시디 출장샵 for experienced

    BalasHapus